
Sesuai Aturan FIBA
3.1 Lingkaran dibuat dari bahan logam kokoh dan harus :
- Memiliki diameter dalam minimal 450 mm dan maximum 459 mm
- Memiliki warna oranye
- Lingkaran terbuat dari logam dengan diameter 16 mm (minimal) dan 20 mm (maksimal)

Dimensi keranjang ring / rim
Sumber : Dokumen Peralatan FIBA
3.2 Jaring / net harus bisa cantolkan ke 12 titik.
- Tidak ada bagian sisi yang tajam atau rengggang
- Kerenggangan tidak boleh lebih dari 8 mm, supaya jari tidak bisa masuk
- Untuk kompetisi level 1 dan 2 , tidak boleh pakai cantolan model kait. (Mulai Oktober 2020, model Level 2 boleh menggunakan cantolan jaring dengan kait)
Level 1 : Turnamen internasioanal resmi FIBA, Olimpiade, Kualifikasi Olimpiade, Piala Dunia FIBA, Piala Dunia FIBA U-17/U19, kejuaraan internasional antar benuaLevel 2 : Kompetisi level menengah, Kompetisi nasional, semua kompetisi piala yang diakui FIBALevel 3 : Semua kompetisi di luar yang disebutkan di atas
3.3 Ring harus dilekatkan ke rangka besi, sehingga tidak ada tekanan dari ring yang dialirkan ke papan pantul
3.4 Bagian atas tiap ring harus horizontal, dan bisa diukur 3.050 mm dari lantai
3.5 Jarak dari lingkaran harus 151 mm dari papan pantul
3.6 Ukuran mounting plate yang disarankan
3.7 Peredam tekanan pada ring harus dipakai untuk Level 1 dan 2, dan direkpmendasikan pada Level 3, dengan ketentuan sebagai berikut :
- a) Harus punya kualitas untuk kembali ke posisi semula. Peredam mekanis harus tidak memberikan efek merusak pada ring dan dan pantul. Desain ring harus aman untuk pemain
- b) Peredam tekanan harus punya “pengunci positif”, dimana tidak akan bergerak pada minimal berat 82 kg dan maksimum 105 kg diaplikasi secara vertikal pada bagian atas ring. Peredam tekanan harus bisa diatur dalam jangkauan beban yang diberikan.
- c) Ketika peredam tekanan bekerja, bagian depan ring tidak boleh berotasi lebih dari 30 derajat, dan tidak kurang dari 10 derajat sejak posisit horizontal awal.
- d) Setelah tekanan dilepas, dan tidak ada beban, ring harus kembali ke posisi semula secara instan . Tidak ada perubahan bentuk permanen.
- e) Kedua ring harus punya karakteristik “rebound” yang sama
- d) Elastisitas ring dan sistem penyangga harus bisa menyerap 35% s/d 50% energi dari energi hentakan dan dengan perbedaan maksimal 5% antara kedua keranjang di lapangan yang sama.
Setelah diketahui apa saja standar FIBA untuk rim / ring / keranjang pada permainan basket, tinggal disesuaikan saja untuk kegiatannya dan level kompetisinya.
JENIS RING BASKET
1. RING BASKET / RIM SINGLE SILINDER TANPA PER
Ring / cincin single silinder tanpa per peredam getaran
Rim ini cukup banyak di pasaran, karena harganya cukup murah. Sesuai aturan FIBA, ring ini dipakai untuk level 3 saja, karena cantolan jaring menggunakan kait. Di pasaran banyak yang jual cantolannya ada 12 pcs. Jika dalam gambar atas cantolan ada 6, maka tanyakan kembali jaring yang memang disesuaikan untuk ring nya.
Silinder untuk ring ini biasanya menggunakan besi as 16 mm, dengan support 10 mm. Base plate (bagian belakang untuk baut) berukuran 15×15 cm, biasanya di toko sport dijual pelat 1,2 mm. Jika anda berniat membuat sendiri, disarankan menggunakan pelat tebal 3 mm.
2. RING BASKET / RIM DOUBLE SILINDER PER 1
Keterangan : Ring Basket 1 Per dengan double silinder
Rim ini banyak dijumpai di toko sport. Lagi, sesuai aturan FIBA, ring ini dipakai untuk level 3 saja, karena cantolan jaring menggunakan kait. Bagian cincin menggunakan 2 pipa besi berukuran sekitar 16 mm yang ditumpuk, sehingga tebalnya menjadi 35 mm. Untuk cantolan jaring, ada kait.
Dalam aturan FIBA tidak disebut untuk peredam tekanan (pressure release) itu harus 1 per atau 2 per. Tidak masalah dengan itu, yang penting mampu menahan beban 82 kg sampai dengan 105 kg.
Jika memilih ring ini, kekurangannya ada pada silinder yang masih menggunakan pipa, umumnya jadi keropos kalau pasang di luar ruangan. Selain itu konstruksi base nya, banyak yang mengunakan pelat paling tebal 2 mm.
3. RING BASKET / RIM DOUBLE SILINDER PER 2
Rim basket ini sesuai aturan FIBA, ring ini dipakai untuk level 3 saja, karena cantolan jaring menggunakan kait. Bagian cincin menggunakan 2 pipa besi berukuran
sekitar 16 mm yang ditumpuk, sehingga tebalnya menjadi 35 mm. Untuk cantolan jaring, ada kait.
Ring Basket 2 Per dengan konstruksi pipa double
Dalam aturan FIBA tidak disebut untuk peredam tekanan (pressure release) itu harus 1 per atau 2 per. Tidak masalah dengan itu, yang penting mampu menahan
beban 82 kg sampai dengan 105 kg.
Jika memilih ring ini, kekurangannya ada pada silinder yang masih menggunakan pipa, umumnya jadi keropos kalau pasang di luar ruangan. Selain itu konstruksi
base nya, banyak yang mengunakan pelat paling tebal 2 mm.
Selain itu, perhatikan ukuran base yang akan menempel ke papan pantul. Banyak yang menjual lebih lebar, sehingga lebih cocok dipasang di dinding tembok. Seringkali jika pasang ke papan pantul, konstruksi ring / rim kena ke papan pantul, dan bisa merusak papan pantul. Sesuai ketentuan FIBA, energi impak dari ring tidak boleh terkena ke papan pantul.
4. RING BASKET / RIM SINGLE SILINDER DENGAN PER
Keterangan : Ring Basket Single Silinder dengan as
Rim basket ini agak “mahal”, meski menggunakan silinder 1 . Pertama, karena silindernya menggunakan as (besi bulat padat) bukan pipa. Kedua, base plat dan support menggunakan plat tebal 4mm s/d 6 mm. Untuk cantolan jaring, tidak menggunakan metode kait, sehingga bisa digunakan untuk turnamen level 1 dan 2. Tinggal diperhatikan kekuatan per (baik per 1 atau per 2 , supaya bisa memenuhi syarat mampu menahan beban setidaknya 82 kg).