Olahraga Lempar Cakram (Discus Throw) : Pengertian, Sejarah, Peralatan, Dan Teknik

 Lempar cakram adalah salah satu cabang olahraga atletik pada nomor lempar. Karena termasuk dalam nomor lempar, kemenangan peserta ditentukan oleh lemparan cakram yang memiliki jarak terjauh. Olahraga tersebut sering dikompetisikan, baik di dalam maupun luar negeri.

Artikel informasi olahraga lain  ini akan membahas secara lengkap terkait apa itu olahraga lempar cakram, teknik, dan peralatan yang digunakan. 


Daftar Isi Artikel Olahraga Lempar Cakram

  1. Pengertian Olahraga Lempar Cakram
  2. Sejarah Lempar Cakram
  3. Peraturan Lempar Cakram
  4. Prinsip Dasar Melakukan Lempar Cakram
  5. Gaya dalam Lempar Cakram
  6. Faktor-fakor yang mempengaruhi prestasi dalam lempar cakram

Pengertian Olahraga Lempar Cakram

  • Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), olahraga melempar cakram adalah aktivitas yang dilakukan dengan membuang jauh-jauh atau mendorong kayu bundar serta pipih yang dilapisi dengan besi atau yang disebut dengan cakram, ke arah depan.

  • Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), olahraga lempar cakram mempunyai sebutan discus throw dalam bahasa Inggris. Turnamen lempar cakram sudah ada sejak zaman Yunani Kuno. olahraga lempar cakram juga termasuk dalam olahraga pentathlon yang sering dikompetisikan di ajang Olimpiade kuno.

  • Lempar adalah olahraga dengan melempar (lembing, peluru, martil, cakram).(W. J. S. Poerwadarminta, 1976 : 584).
  • Sedangkan cakram sebuah benda kayu yang berbentuk piring berbingkai sabuk besi (Didi Sugandi, 1986 : 51).
  • Jadi lempar cakram adalah salah satu nomor lomba dalam atletik yang menggunakan sebuah benda kayu yang berbentuk piring bersabuk besi, atau bahan lain yang bundar pipih yang dilemparkan.


Sejarah Lempar Cakram

Lempar cakram pertama kali diperkenalkan oleh seorang penyair Yunani bernama Homer. Saat itu, Homer menyebutkan olahraga lempar cakram dalam Iliad serta Odyssey. Bahwa pada suatu ketika Odysseus terdampar disebuah kepulauan yang kemudian ternyata bernama Phaeacia, rajanya bernama Alcinaus. Setelah Odysseus dibawa menghadap baginda maka diadakan penyambutan yang meriah. Dalam acara itu diadakan serangkaian perlombaan.pemuda-pemuda Phaeacia yang mempertujukan kemahirannya dalam lomba lari cepat, gulat, lompat, tinju, dan lempar cakram.

Setelah perlombaan itu selesai, raja Aleinaus minta agar Odysseus memberikan demonstrasi lempar cakram. Semula Odysseus menolaknya dengan halus, tetapi baginda mendesaknya dengan alasan agar pumuda Phaeacia dapat menyaksikan bagaimana cara melempar cakram yang sempurna, maka permintaan raja terpaksa dipenuhi. Tanpa melepaskan pakaian perangnya yang terbuat dari logam itu, Odysseus bangkit minta ijin kepada baginda, kemudian masuk gelanggang mengambil cakram yang terberat lalu melempar cakram itu, cakram melucur dan jatuh jauh dari jarak yang dicapai atlet-atlet dari Phaeacia (Sunaryo Basuki, 1979 : 24).

Berdasarkan kutipan di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa bangsa Yunani purba telah mengenal atletik, disini terlihat adanya nomor lari, lompat, dan lempar cakram yang merupakan nomor atletik yang kita kenal hingga sekarang ini.

Berkembang olahraga lempar cakram pertama kali dikompetisikan dalam olimpiade modern pada 1896 di Athena. Saat itu, lempar cakram sudah masuk dalam jajaran olahraga atletik modern. Namun, pertandingan kategori putri, baru mulai diselenggarakan pada 1928.

Sejarah Lempar Cakram di Indonesia

Lempar cakram sudah dikenal di Indonesia sejak masa kolonial Hindia Belanda, cakram sudah dikenal Indonesia ,tetapi tidak dikenal secara luas. Kemudian pada zaman pendudukan Jepang mulai awal tahun 1942-1945 kegiatan keolahragawan mengalami perkembangan.

Hal ini dapat dilihat dipagi hari semua pelajar dan pegawai diwajibkan melakukan senam. Selain itu diberikan pelajaran beladiri dan atletik termasuk lempar cakram. Tetapi semua aktivitas jasmani yang dilakukan oleh seluruh bangsa Indonesia itu hanya untuk kepentingan orang-orang Jepang sendiri, dalam usaha memenangkan perang (Drs. Aip Syrifuddin, 1998 : 3).
Kemudian setelah Indonesia merdeka perkembangan olahraga termasuk lempar cakram semakin meluas bahkan setiap orang diberikan kesempatan untuk melakukan latihan-latihan atletik termasuk lempar cakram (Drs. Sunaryo Basuki, 1979 : 37).

Peraturan Lempar Cakram

Lempar cakram mempunyai aturan, baik peralatan, dan lapangan. Berikut beberapa penjelasannya.

1. Peralatan Olahraga Lempar Cakram

Cakram yang akan dilempar dinamankan discus. Discus memiliki ketentuan diameter serta berat yang berbeda untuk kategori putra dan putri. Discus yang digunakan dalam berbentuk lingkaran. Cakram terbuat dari kayu yang dibingkai oleh logam sebagai penguat sisi cakram.

lempar cakram

Ukuran Cakram


  • Putra

Berat 4,4 pon atau setara dengan 2 kg.
Diameter garis tengah  219 - 221 mm (Diameter garis tengah)

  • Putri

2 pon 3,2 ons atau setara dengan 1 kg.
Diameter garis tengah 180 - 182 mm


2. Sektor (Lapangan Lempar Cakram)

  • Lapangan untuk melempar berdiameter 2, 50 meter, dalam perlombaan yang resmi terbuat dari metal atau baja.
    ukuran lapangan lempar cakram
  • Permukaan lantai tempat melempar harus datar dan tidak licin, terbuat dari semen, aspal dan lain-lain.
  • Lingkaran lapangan dikelilingi oleh pagar kawat atau sangkar untuk menjamin keselamatan petugas, peserta, dan penonton.
    jaring di lapangan lempar cakram


  • Diameter 7 meter, mulut 3,3 meter. Sektor lapangan  dibatasi oleh garis yang berbentuk sudut 40˚ di pusat lingkaran.

3. Aturan dasar lempar cakram

  1. Atlet yang akan melakukan lemparan harus dimulai dengan sikap berdiri seimbang dengan lingkaran lempar tanpa menginjak garis lingkaran.
  2. Pelempar tidak boleh meninggalkan lingkaran lempar sebelum juri mengatakan sah posisi berdirinya melalui setengah lingkaran bagian dalam.
  3. Pelempar tidak boleh menyentuh bagian atasujung sektor lemparan.
  4. Lemparan akan diukur dengan lemparan yang ditarik dari bekas jatuhnya cakram yang terdekat ketepi dalam balok.
  5. Bila peserta lebih dari 8 orang, maka peserta akan diberi hak melempar sebanyak 3 kali, kemudian akan ditentukan 8 pelempar terbaik untuk mengikuti babak berikutnya final).
  6. Bila peserta lomba 8 orang atau kurang, kesempatan melempar sebanyak 6 kali langsung final.


4. Juri / Wasit Lempar Cakram

Jumlah wasit atau juri dalam perlombaan lempar cakram adalah 5 orang
a) Juri 1
Memanggil peserta dan mengawasi gerakan kaki yang salah pada sisi lingkaran pada saat pelempar berputar, seperti di belakang lingkaran lempar.
b) Juri 2
Mengawasi gerakan kaki yang salah pada sisi lingkaran, seperti pada saat cakram sedang dilepaskan dari tangan pelempar. Juri 2 hendaknya memegang pengeras suara (megaphone) untuk memberitahukan pelempar agar siap sedia. Ia pun memegang bendera isyarat bahwa suatu lemparan tersebut sah atau tidak.
c) Juri 3
Menempatkan alat pengukur atau ujung pita meteran pada saat setelah ditempatkannya bendera sebagai pertanda tempat jatuhnya cakram.
d) Juri 4 dan Juri 5
Bertugas untuk melihat dan mengamati tempat jatuhnya cakram pertama (terdekat). Bagi peserta yang kidal, tentu posisi juri atau wasit harus berubah menyesuaikan dengan keadaan.

Prinsip Dasar Melakukan Lempar Cakram

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam olahraga lempar. Prinsip dasar lempar cakram yaitu : teknik memegang cakram, teknik awalan, teknik melempar cakram, dan sikap akhir.

1. Cara memegang cakram

Untuk memudahkan memegangnya, cakram diletakkan pada telapak tangan kiri (bagi pelempar yang tidak kidal) sedangkan telapak tangan kanan diletakkan diatas tengah cakram, keempat jari agak jarang (terbuka) menutupi pinggiran cakram (ruas jari yang terakhir menutupi cakram) sedangkan ibu jari bebas
Bagi yang mempunyai tangan lebar :

  • Letakkan tepi cakram pada lekuk pertama jari-jarinya.
  • Jari telunjuk dan jari tengah berhimpit, jari-jari lainya agak renggang.
cara memegang cakram


Bagi yang mempunyai tangan pendek :

  • Sama dengan cara yang pertama, hanya letak tepi cakram agak lebih ke ujung jari-jari.

2. Teknik Melempar Cakram

2a. Melempar cakram dengan metode menyamping tanpa awalan

cara lempar cakram

  1. Ambil posisi dan berdiri menyamping arah lemparan. Kaki dibuka selebar bahu, sedikit ditekuk dan rilek. Berat badan terbagi pada kaki.
  2. Pusatkan perhatian dan persiapan untuk melakukan lemparan kemudian cakram diayun-ayunkan ke samping kanan belakang lalu ke kiri. 
  3. Gerakan ini di ulang-ulang sebanyak dua tiga kali.


2b. Teknik lempar cakram dengan awalan

 

teknik lempar cakram

Awalan dalam lempar cakram dilakukan dalam bentuk gerakan berputar. Banyaknya perputaran tersebut dibedakan menjadi 1¼, 1½, dan 1¾ putaran. Awalan ini harus dilakukan dengan baik, sehingga dapat menghasilkan lemparan yang maksimal.

Cara melakukan awalan lempar cakram adalah sebagai berikut :

  1. Mengambil posisi yang baik, berdiri menyamping arah lemparan. Kaki di renggangkan selebar badan, sedikit ditekuk dan kendor. Berat badan bertumpu pada kedua kaki.
  2. Pusatkan perhatian untuk melakukan awalan, cakram diayun-ayunkan ke samping kanan belakang lalu ke kiri. Gerakan ini di ulang-ulang 2 – 3 kali dilanjutkan dengan awalan berputar.
  3. Lengan yang memegang cakram diayunkan ke samping kanan belakang diikuti oleh gerakan memilin badan kekanan, lengan kiri juga mengikuti gerakan ke kanan, sedikit ditekuk ke muka dada, kaki kanan sedikit ditekuk dan berat badan sebagian besar berada pada kaki kanan, kaki kiri mengikuti gerakan dengan tumit agak diangkat.
  4. Kemudian, cakram diayunkan ke samping kiri diikuti oleh badan ke kiri juga, berat badan dipindahkan ke kaki kiri, kaki kanan kendor dan tumit sedikit diangkat.
  5. Selanjutnya, gerakan ayunan cakram ke samping kanan belakang diulangi lagi seperti latihan di atas


3. Ayunan Lengan Saat Melempar

Cara melakukanya sebagai berikut :

  1. Kaki kanan ditolakkan untuk mengangkat panggul dari posisi rendah di atas kaki kanan didorong ke depan atas, selanjutnya badan yang semula condong ke belakang dan terpilin ke kakan diputar ke kiri diikuti dengan gerakan panggul yang memutar ke kiri pula.
  2. Berat badan dipindahkan dari kaki kanan ke kaki kiri. Setelah badan menghadap lemparan penuh (siap lempar) dengan waktu yang tepat cakram dilemparkan ke arah depan atas.
  3. Lepaskan cakram setinggi dagu dengan sudut lemparan kira-kira 90˚. Cakram terlepas dari pegangan dengan berputar menurut putaran jarum jam, putaran cakram terjadi karena tekanan dari jari telunjuk. Cakram terlepas pada saat cakram berada sedikit dimuka bahu.

Catatan :

  • Cakram yang terlepas sebelum melewati bahu menyebabkan  lemparan gagal, kecuali lemparannya tidak akan jauh, juga tidak masuk daerah lemparan.
  • Sebaliknya, kalau lepasnya agak terlambat, sudah sampai di muka badan, hasilnya juga tidak maksimal bahkan bisa keluar dari sektor lemparan.


4. Gerakan Akhir Setelah Melempar (Lepas Cakram) / Sikap Akhir

Setelah cakram terlepas, kaki kanan  segera dipindahkan ke depan  dengan sedikit ditekuk untuk menahan agar badan  agar tidak terdorong keluar lingkaran. Kaki kiri dipindahkan ke belakang dan pandangan mata mengikuti jatuhnya cakram.

5. Hal-hal yang harus dihindari dalam lempar cakram

  1. Jatuh ke belakang pada awalan putaran
  2. Berputar di tempat (seperti gangsing)
  3. Membungkukkan badan ke depan (dipatahkan pada pinggang)
  4. Melompat tinggi di udara
  5. Terlalu tegang di kaki
  6. Mebawa berat badan pada kaki depan dan membiarkan jatuh


6. Hal-hal yang harus diutamakan dalam lempar cakram

  1. Berputar dengan baik
  2.  Mendorong cakram melewati lingkaran
  3. Mendapatkan putaran yang besar antara badan bagian atas dan bawah
  4. Mencapai jarak yang cukup pada saat melayang melintasi lingkaran
  5. Mendarat dengan kaki kanan di titik pusatkan dan kaki kiri ke kiri dari garis lemparan


Gaya dalam Lempar Cakram

1. Gaya samping

Sikap permulaan berdiri miring/menyamping kearah sasaran, sesaat akan memulai berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang, sumbu putaran pada kaki kiri (telapak kaki bagian depan atau ujung) selama berputar lengan kanan selalu di belakang, pada posisi melempar badan merendah lengan kanan di belakang pandangan ke arah sasaran, setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan melangkah ke depan berpijak dibekas telapak kaki kiri yang saat itu telah berayun ke belakang.

2. Gaya belakang

Sikap pertama berdiri membelakangi arah lemparan sesaat akan berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang pandangan mulai melirik ke kiri, saat mulai berputar ujung telapak kaki kiri sebagai sumbu dan tolakan kaki kiri itu pula badan meluncur ke arah lemparan, kaki kanan secepatnya diayun memutar ke kiri untuk berpijak, sesaat kaki kanan mendarat kaki kiri dengan cepat pula diayum ke kiri untuk berpijak dan terjadi


Faktor-fakor yang mempengaruhi prestasi dalam lempar cakram

a.Faktor internal atau dari dalam atlet

1. Kesehatan fisik dan mental yang baik
Kesehatan fisik harus selalu dijaga agar tetap dalam keadaan sehat.  Dengan demikian faktor psikis, pemeliharaan dapat dilakukan dengan jalan pemeliharaan suasana lingkungan sehat sehingga pikiran tetap jernih, serta perasaaan tenteram dan sebagainya, menentukan karena segala kegiatan dalm mencapai prestasi memerlukan pembiayaan yang cukup besar.


2. Panjang lengan
Panjangnya  lengan seseorang adalah salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam olahraga khususnya lempar cakram, karena akan memungkinkan dalam pencapaian prestasi yang maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa bentuk tubuh atau postur tubuh merupakan salah satu faktor penentu dalam pencapaian prestasi yang maksimal (Soeharno H. P. 1985 : 8).
Disamping panjang lengan, dapat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kekuatan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa kekuatan lengan adalah kemampuan kelompok otot-otot lengan untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas (Drs. Soeharno H. P. 1985 : 224).


Standar yang digunakan untuk mengukur panjang lengan menggunakan meteran baja (Antropometer) yang diukur melalui pangkal persendian bahu yang paling atas sampai ujung jari tengah. Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa lengan adalah anggota gerak bagian atas mulai dari gelang bahu sampai ujung jari (Soedarminta, 1994 : 108).


Oleh karena itu apabila ada seseoarang yang memiliki lengan panjang kecenderungan akan berpengaruh pada jauhnya lemparan jika didukung oleh kekuatan otot yang baik bila dibandingkan seseorang yang memiliki lengan pendek.

 BACA JUGA :

b.    Faktor-faktor eksternal (dari dalam atlet)

1.    Lingkungan keluarga
Keluarga dapat dinyatakan sebagai suatu kelompok atau unit terkecil dari masyarakat yang didalamnya terdapat hubungan erat antara anggota-anggotanya. Orang tua dalam suatu keluarga mendidik anaknya secara kodrati dengan memberi dorongan.
2.  Latihan
Dalam buku karangan Rusli Nursalam, 1990 : 19 dijelaskan bahwa latihan adalah suatu proses mempersiapkan organisme atlet secara sistematis untuk mencapai mutu, prestasi maksimal dengan diberi beban latihan fisik dan mental yang teratur, terarah, meningkat dan berulang-ulang
Bentuk latihan  dalam lempar cakram

1. Latihan kekuatan.
Latihan kekuatan yang dapat diterapkan dalam lempar cakram dominan mengarah kepada kekuatan otot lengan,baik latihan berbeban maupun tanpa beban.
2. Latihan Daya Ledak
Dalam hal ini jenis latihan power  yaitu mengarah pada lemparan ,seperti latihan menggunakan beban karet atau bisa juga menggunakan
3. Latihan daya tahan
Seorang pelempar juga harus mempunyai daya tahan. Ini dapat dicapai dengan latihan cross country serta lari interval.

© Copyright 2023 OLAHRAGA BOLA BASKET | RING BASKET | PAPAN BASKET - All Rights Reserved