Panjat tebing atau bisa disebut juga dengan rock limbing adalah kegiatan olahraga di alam bebas yang menguji adrenalin dengan cara mendaki tebing yang curam menggunakan perlengkapan pengaman yang lengkap. Beberapa diantaranya ada yang menggunakan peralatan lengkap, ada juga yang minim perlengkapan. Yang minim perlengkapan ini memiliki tujuan untuk mendapatkan sensasi yang berbeda dan lebih menantang saat melakukan panjat tebing ini.
Olahraga yang satu ini termasuk kedalam olahraga ekstrim yang mengutamakan kelentukan dan kekuatan tubuh. Pemanjat atau climber juga harus pandai dalam menemukan pegangan atau pijakan di antara celah bebatuan di tebing.
Dengan menggunakan keterampilan fisik dan mental yang kuat, para pendaki menghadapi tantangan yang unik dan membutuhkan ketahanan, konsentrasi, dan keberanian yang tinggi untuk melakukannya.
Teknik Panjat Tebing
Mungkin sebagian orang beranggapan bahwa panjat tebing ini tidak memiliki teknik, nyatanya panjat tebing terdapat teknik dalam melakukannya. Dikutip dari kompas.com yang bersumber dari jurnal yang ditulis oleh Ignatius Agung Prio Nugroho, terdapat tiga teknik dalam panjat tebing, yaitu.
Face Climbing
Teknik memanjat pada permukaan tebing yang memiliki tonjolan atau rongga yang dapat dijadikan pijakan dan pegangan sehingga dapat menyeimbangkan tubuh.
Face climbing memiliki lima gerakan, yaitu:
- Outside edge : posisi pijakan yang menggunakan kaki bagian luar.
- Flag : posisi pijakan yang menggunakan kaki bagian dalam.
- Twislock : setelah mendapatkan pijakan kemudian memutar posisi kaki hingga dapat memperpanjang jangkauan tangan dan sangat baik digunakan pada gerakan diagonal.
- Dropknee : tumpuan kaki pada pijakan diputar dengan lebar sehingga tumpuan hanya pada satu kaki.
- Frog : kedua kaki sejajar terbuka, di mana kaki menghadap tebing dan tangan lurus ke atas posisi ini sangat nyaman karena tidak mudah lelah.
Friction atau slab climbing
Tebing yang tidak terlalu vertikal dan memiliki permukaan yang rata. Dalam slab climbing biasanya menggunakan teknik friction atau gesekan.
Fissure climbing
Dilakukan pada tebing yang memiliki celah pada tebing. Ukurannya mulai dari sebesar jari hingga sebesar tubuh. Terdapat 4 teknik dalam fissure climbing, di antaranya:
- Jamming : memanjat pada celah tebing yang tidak terlalu lebar, pada jenis ini benar-benar memanfaatkan celah untuk memanjat.
- Chimneying : seluruh tubuh dapat masuk ke dalam celah tebing. Untuk melewati jalur ini, punggung ditempelkan pada tebing bagian belakang dan kaki di tempelkan pada tebing bagian depan sedangkan tangan digunakan untuk bergerak vertikal.
- Bridging : celah yang besar dan harus merentangkan tangan dan kaki yang lebar untuk menempel di dinding.
- Hand traverse : gerakan memanjat yang menyamping atau diagonal mengandalkan kekuatan tangan yang besar untuk melewati tanpa ada pijakan.
Manfaat Panjat Tebing
Tidak hanya menawarkan pengalaman yang menarik dan juga hobi semata, panjat tebing sebenarnya memiliki manfaat yang didapat bagi tubuh diantaranya.
Baca Juga :
Mampu Membakar Kalori
Olahraga ekstrim yang satu ini termasuk kedalam latihan kardio yang mampu membakar kalori. Oleh karena itu, panjat tebing mungkin bisa saja menjadi opsi untuk kamu yang bosan melakukan olahraga seperti jogging atau olahraga kardio lainnya dan lebih memilih olahraga yang lebih menantang seperti panjat tebing ini.
Mengurangi Depresi
Olahraga ini memiliki dampak positif bagi kesehatan mental. Dengan beraktivitas fisik di alam terbuka dan menghirup udara yang segar serta pepohonan yang rindang, dapat membantu mengurangi stres, kecemasan, dan depresi yang ada di pikiran.
Meningkatkan Massa Otot
Selain kesehatan mental, panjat tebing tentunya memberikan manfaat untuk kesehatan fisik. Panjat tebing merupakan salah satu olahraga yang mengandalkan seluruh otot saat melakukannya. Sehingga ketika kamu rajin panjat tebing meningkatkan otot tubuhmu.
Melatih Koordinasi dan Keseimbangan Tubuh
Panjat tebing melibatkan koordinasi dan keseimbangan yang baik antara gerakan tangan dan kaki. Melalui latihan, pendaki dapat meningkatkan keterampilan koordinasi tubuh mereka serta keseimbangan tubuh yang diperlukan dalam menghadapi permukaan dinding yang tidak rata.